Salah seorang pedagang durian di Desa Tetehosi Ombolata Kecamatan Gunungsitoli Selatan diduga jadi korban dari uang palsu, dirinya diminta pelanggannya yang membeli dagangannya untuk ditukarkan uang pecahan seratus ribuan sebanyak tujuh lembar.
Setelah beberapa saat si pelanggan lekas pergi, uang tujuh ratus ribu dengan pecahan tujuh lembar setelah diperhatikan rupanya uang palsu.
Kejadian tersebut viral usai diunggah secara live di media sosial Facebook oleh akun Eva Zai, dalam keterangannya salah seorang ibu lansia penjual durian jadi korban dugaan transaksi uang palsu.
Mendapat informasi tersebut, pihak Polres Nias bergerak cepat ke lokasi kejadian dan saat ini tengah penyelidikan oleh personil Polres Nias.
"Saat ini Tim Polres Nias sedang bergerak melakukan penyelidikan" terang Kasi Humas Polres Nias Aipda Restu Gulo kepada wartawan, Kamis (30/11/2023).
Dari kejadian ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat, khawatir akan menjadi korban dari kejahatan orang-orang yang tidak bertanggungjawab yang dapat merugikan individu.
Jangan sampai kita menjadi korban atas beredarnya uang palsu yang dipakai oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Selain merugikan individu, uang palsu bisa berdampak pada perekonomian negara. Untuk itu, kenali 7 ciri-ciri uang palsu berikut :
1. Tekstur Uang seperti Kertas Biasa
Uang palsu tentu pada umumnya dicetak dengan kertas biasa yang memiliki tekstur halus dan licin. Sedangkan uang asli memiliki tekstur yang kasar dan berserat lantaran terbuat dari serat kapas.
2. Tidak Multi Warna
Meski nyaris sama persis, warna uang palsu dan uang asli ternyata memiliki perbedaan jika dilihat dengan seksama. Uang asli pada umumnya memiliki berbagai warna alias multi warna jika dilihat dari sudut tertentu, sedangkan uang palsu tidak.
3. Benang Pengaman yang Menyatu
Uang kertas asli khususnya rupiah dibuat dari bahan serat kapas yang memiliki benang pengaman. Ini adalah tanda pada uang asli yang ditanam di tengah ketebalan kertas sehingga terlihat seperti dianyam dan tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah.
Benang pengaman pada uang asli dapat dibuat tidak memendar atau memendar di bawah sinar ultraviolet dengan satu warna atau beberapa warna. Sedangkan pada uang palsu, umumnya benang terasa sama dengan bahan kertas dan terlihat menyatu.
4. Gambar, Angka, dan Logo BI Tidak Menyala
Jika disinari dengan sinar ultraviolet (UV) maka bagian depan uang asli akan menyala. Pada bagian yang menyala ini terdapat sebagian desain gambar, angka, dan logo BI. Hal ini tidak dimiliki oleh uang palsu saat disorot dengan sinar UV.
5. Kode Tunanetra Tidak Terasa saat Diraba
Uang asli mempunyai kode tunanetra atau blind code yang berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang. Tanda ini akan terasa kasar jika diraba. Sedangkan pada uang palsu biasanya tidak memiliki kode khusus tersebut.
6. Tidak Ada Cetakan Kasar di Beberapa Bagian
Selain pada bagian kode tunanetra, uang asli memiliki banyak bagian yang terasa kasar. Misalnya, di bagian nominal uang, logo garuda, atau yang lainnya. Sementara, uang palsu umumnya tidak terdapat jenis cetakan kasar karena semua bagian cetakan terasa sama halus dan licin jika diraba.
7. Tidak Ada Rectoverso saat Diterawang
Uang asli khususnya rupiah didesain dengan gambar saling isi alias rectoverso dari logo Bank Indonesia (BI). Logo tersebut dapat dilihat jika uang rupiah diterawang ke arah cahaya. Sedangkan, uang palsu umumnya tidak memiliki gambar rectoverso tersebut. (Jon)
Komentar0