Pemberian laptop secara bertahap ini dikemas dalam program grand strategi pasangan Sowa'a Laoli-Martinus Lase (SMART) one teacher one laptop (satu Guru satu laptop).
"Apa yang disampaikan tadi di debat publik tidak muluk-muluk, sangat realistis dan bisa diukur, terutama dalam Transformasi Digital kaitannya dengan grand strategi pasangan SMART yaitu sumberdaya manusia yang tangguh," kata Sowa'a Laoli di pusat jajanan malam usai mengikuti debat publik pertama yang diselenggarakan KPU Kota Gunungsitoli di Auditorium STT Sunderman, Jum'at (25/10/2024) malam.
Menurut dia, saat ini ada kurang lebih 1.200 guru di Kota Gunungsitoli maka anggaran yang dibutuhkan diperkirakan sekitar Rp. 12 miliar.
"Jangankan lima tahun, saya pikir tiga tahun saja kita bisa memenuhi program one teacher one laptop," terangnya.
Dia mengatakan indikator yang disampaikannya pada debat publik itu sangat mampu diukur secara ilmiah.
"Jadi tidak hanya sekedar kata -kata, tidak hanya mimpi tapi kita bisa hitung dan saya yakin bahwa kita bisa mewujudkannya, untuk guru tidak boleh pelit," ujar dia sambil tersenyum.
Ditempat yang sama, Manager kampanye Paslon SMART Agustinus Zega, menegaskan bahwa pernyataan dari Paslon Smart tentang program Satu Guru Satu Laptop merupakan sesuatu yang realistis karena dari sisi anggaran pada APBD Kota Gunungsitoli tidak terlalu membebani.
"Saat ini di Kota Gunungsitoli ada kurang lebih 1200 orang Guru dan bila satu unit laptop seharga Rp 10 juta maka jumlah anggaran yang dibutuhkan sebesar 12 milyar, bila hal ini berjalan selama 5 tahun maka tidak terlalu memberatkan bila dianggarkan pada APBD, justru kita yakin SDM guru guru di Kota Gunungsitoli nantinya semakin meningkat khususnya di bidang teknologi dan informasi, ungkap Agustinus Zega yang juga merupakan mantan Kepala Bappeda Kabupaten Nias dan juga Sekda Kota Gunungsitoli. (Iman Lase)
Komentar0