Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Gunungsitoli bersama Pemimpin Perum Bulog Cabang Nias saat menggelar konferensi pers di Kantor Perum Bulog Cabang Nias di Kelurahan Saombo Kota Gunungsitoli.
"Jika ada informasi yang mengatakan masyarakat kesulitan mendapatkan beras SPHP, kami menyampaikan bahwa di 130 mitra bulog yang tersebar di enam kecamatan di Kota Gunungsitoli dan juga di pasar-pasar, dari hasil monitoring yang bersama-sama dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Gunungsitoli beserta Kanit Dua Unit Reskrim Perekonomian Polres Nias bahwa ketersedian beras di mitra-mitra bulog rutin ada, kami menghimbau masyarakat jangan khawatir, beras SPHP ini tetap ada," turur Kadis Ketapang dan Pertanian Kota Gunungsitoli, Darmawan Zagoto.
Bila seandainya diketahui ada yang menjual beras SPHP tersebut diatas Harga Eceran Tertinggi (HET), Darmawan Zagoto himbau masyarakat agar memberitahukan sehingga segera untuk ditertibkan.
"Jika ada yang menjual diatas HET, tolong kami segera diberitahu, sebab itu sudah ketentuan pemerintah bahwa wajib menjual sesuai HET, jika ada yang mengoplos beras SPHP ini tolong segera diberitahukan karena monitoring tetap kami lakukan bersama pihak Bulog, TNI dan Polri," tegasnya.
Saat konferensi pers bersama Dandim 0213/Nias dan Kapolres Nias, Pemimpin Perum Bulog Cabang Nias, Muhammad Khorudin juga menyampaikan tentamg ketersediaan stok beras SPHP masih posisi aman atau tersedia menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 bahkan hingga bulan Maret 2026 mendatang.
"Kalau untuk ketersediann stok kita pro aman, bahkan sangat aman hingga bulan maret 2026 itu ada pemasukan beras dari DKI dan Tangerang sebanyak tujuh ribu ton, untuk penyaluran sampai desember 2025 itu tersisa target di kantor Bulog cabang Nias sebanyak 3600 ton, jadi dari sisa target tersebut tidak mungkin ada kelangkaan beras, jadi kita tidak perlu khawatir, tidak perlu panik terkait masalah stok sampai akhir tahun, karena kita tahu pada akhir tahun permintaan beras pasti tinggi karena disini banyak hajatan untuk Nataru," jelas Muhammad Khorudin. (Iman Lase).


Komentar0